25 research outputs found

    PREDIKSI SERANGAN HAMA PADA TANAMAN PADI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION

    Get PDF
    Pemanasan global telah mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrim, diantaranya berdampak pada kenaikan suhu, perubahan curah hujan dan kelembaban udara. Sektor pertanian rentan terhadap dampak perubahan iklim karena mampu menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Hama wereng dan hama tikus merupakan salah satu OPT pada tanaman padi. Prediksi serangan hama dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memantau kemunculan serangan hama sehingga luas serangan hama dapat diantisipasi dan dapat dilakukan pencegahan. Data histori klimatologi (suhu, curah hujan kelembaban udara) dan data luas serangan hama memiliki sifat kontinu dan memiliki tren yang dinamis. Metode yang dibutuhkan untuk melakukan prediksi adalah metode yang kompleks dan dapat mempelajari ketidakpastian dalam setiap periode yang dapat diakomodasi dengan Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Salah satu algoritma JST yaitu backpropagation, yang dapat diaplikasikan dengan baik dalam peramalan karena memiliki nilai akurasi yang tinggi. Data histori klimatologi per bulan digunakan sebagai masukan dengan luas serangan hama pada satu bulan ke depan sebagai keluaran. Arsitektur backpropagation menggunakan tiga masukan, satu layar tersembunyi dengan jumlah neuron yang dapat diubah-ubah dan satu unit keluaran. Percobaan dilakukan dengan menggunakan alfa (laju pemahaman) dari 0.3 sampai 0.7 dengan peningkatan 0.1, nilai momentum 0.8, jumlah neuron tersembunyi 10 sampai 100 dengan peningkatan 10, maksimum epoch 100000, dan minimum error 0.000001. Hasil percobaan pelatihan pada hama wereng diperoleh arsitektur jaringan terbaik adalah alfa 0.7, jumlah neuron tersembunyi 20 dengan MSE sebesar 0.0000000027 dan pada proses pengujian diperoleh nilai MSE sebesar 0.0000005542. Percobaan pelatihan pada hama tikus diperoleh arsitektur jaringan terbaik adalah alfa 0.4, jumlah neuron tersembunyi 50 dengan MSE sebesar 0.0000003801 dan pada proses pengujian diperoleh nilai MSE sebesar 0.0367938751

    GAMBARAN DERAJAT KEPARAHAN GEJALA PASIEN RINOSINUSITIS KRONIK DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

    Get PDF
    Chronic rhinosinusitis (CRS) is a sinus paranasal and nasal inflammation marked with two or more symptoms, nasal congestion or nasal discharge and the other symptom like facial pain and reduced smell may present. This symptom occur >12 weeks. One of the parameter for symptom’s severity assessmentis using Visual Analog Scale (VAS) that can be classified as mild (0-3), moderate (4-7), dan severe (8-10). This study was a observational study by assessing patient’s medical record at SMF THT-KL RSUD Dr. Soetomo and analyzed descriptively. 43 patients were enrolled to study (28 male and 15 female), most of them were between age 36-45 years old (25,58%). Most of the patient’s symptom’s severity in general, nasal obstruction, nasal discharge, facial pain, and reduced smell were moderate (65,11%), moderate (58,13%), mild (41,86%), mild (58,13%), mild (62,79%) respectively. Most of the patients had risk factor (62,79%), and the most of the patient’s risk factor were allergy. Most of the CRS patients in this study were male, 36-45 years old, with the general symptom’s severity moderate, moderate nasal obstruction, mild nasal discharge, mild facial pain, mild reduced smell, and had allergy

    STUDI KELAYAKAN EKONOMI SISTEM JARINGAN AIR BERSIH HIPAM KELURAHAN DADAPREJO KECAMATAN JUNREJO KOTA BATU

    Get PDF
    ABSTRAK  Dengan adanya program pemerintah kota Batu pada tahun 2014 dianggarkan pipanisasi dari sumber ke Tandon, berikut tandon penampungan sementara yang ada di jalan Dr. Sutomo yang berkapasitas 72 meter kubik, studi ini dilakukan  dengan metode survey untuk mencari data primer yang diperlukan dan dilanjutkan pengolahan data. Bertujuan agar semua masyarakat di Kelurahan Dadaprejo terlayani oleh sumber air yang ada.  Studi Kelayakan ekonomi dengan bunga bank 9 % dan  dipilih jaringan dengan material pipa galvanis, perbandingan biaya dan pendapatan (B/C) = 1,01  pendapatan sebesar  Rp.2.756.400.00,dengan pembiayaan senialai Rp. 2.720.445.130 maka didapatkan  keuntungan  9,5% pertahun dan kembali modal 5,99 tahun.   Kata Kunci : kelayakan, ekonomi, material pipa   ABSTRACT  With the goverment of the Batu city in 2014,  budgeted used source to tandon, the following tandon temporary shelter who are in the way of Dr. Sutomo with a capacity of 72 meters cubic, the study was conducted with the methods survey to find primary data needed and continued data processing. Aims to get all community at the Dadaprejo Distrik served by the water. A feasibility study economy  with, bank interest 9 % by network with a pipa galvanized material, benefit cost ratio (B/C = 1,01) net present value (NPV)  IDR 2.756.400.000 and present value IDR 2.720.445.130 the internal rate of return (IRR) = 9.5 %, the break even point  (pay back period)  5.99 years   Keyword:  feasibility , economic , pipe materia

    Perangkat Pembacaan Data Analog Peralatan Industri Dengan Komunikasi Standard RS-485

    Get PDF
    Perekaman data-data parameter atau variabel di perangkat kendali jaring tertutup di industri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Dengan menggunakan programmbale Logic controller (PLC), perekaman data-data parameter berbasis waktu telah dilakukan. Namun keterbatasan memori PLC mempersulit pembacaan dan meningkatkan biaya perekaman. Perekaman dngan pena bergerak di industri, juga sering ditemui. Kelemahan cara ini adalah pemborosan kertas dan pengamatan variabel yang cukup sulit, sehingga tumpukan kertas hasil rekaman semakin banyak dan semakin mempersulit dokumentasi proses kendali industri. Oleh karena itu diperlukan perangkat yang fleksibel dengan memori yang dapat diekspansi dengan biaya murah dan tanpa kertas. Paper ini menjelaskan desain perangkat perekam dengan menggunakan komputer PC untuk data-data di lapangan industri. Â

    Peningkatan Keterampilan Menyusun Stimulus Asesmen Literasi Numerasi Guru IPA Kabupaten Banjarnegara

    Get PDF
    Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa penyusunan stimulus dalam proses pengembangan perangkat asesmen literasi numerasi, merupakan permasalahan bagi kebanyakan guru yang bernaung di MGMP IPA Kabupaten Banjarnegara. Mendesaknya waktu pelaksanaan asesmen literasi numerasi bagi peserta didik menyulut pentingnya pemberian solusi berupa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tujuan meningkatkan keterampilan menyusun stimulus perangkat asesmen literasi numerasi bagi guru yang berwadah di MGMP tersebut. Wujud solusi berupa pelatihan dengan model action learning berbasis fasilitasi dengan materi khusus tentang penyusunan stimulus asesmen, dan tahapan yang terdiri dari perencanaan, pelatihan, dan pendampingan. Tahapan perencanaan dilakukan untuk identifikasi jenis kegiatan pelatihan, pengembangan materi dan rancangan pelaksanaan, serta penyiapan fasilitas pendukung.Tahapan pelatihan terdiri dari workshop untuk mengkaji materi stimulus soal dan penugasan pada peserta untuk mengembangkan stimulus asesmen berdasarkan materi yang telah dibahas. Pada langkah pendampingan, peserta didampingi untuk mengembangkan stimulus asesmen secara utuh. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa peserta kegiatan mengalami peningkatan pemahaman terhadap pengertian stimulus asesmen literasi dan keterampilan menyusunnya. Adapun kendala yang dihadapi adalah penyesuaian jadwal guru dan tim pengabdian untuk pelaksanaan kegiatan

    THE ASSOCIATION BETWEEN EXPRESSION OF EPIDERMAL GROWTH FACTOR RECEPTOR WITH PRIMARY TUMOR VOLUME OF NASOPHARYNGEAL CARCINOMA

    Get PDF
    Objective: Tumor development was triggered by the excess population of the Epidermal Growth Factor Receptor (EGFR). Expression of EGFR with primary tumor volume of in patients with NPC. Expression of EGFR has a role in the increasing of metastasis, self-renewal, drug resistance and anti-apoptosis. EGFR expression associated with tumors size, positively nodules and advanced tumor stage in NPC patients. High level of EGFR expression by immunohistochemical examination associated with the development, progression and differentiation cell of tumors. Methods: Using Cross-sectional as study design. Formalin-fixed paraffin-embedded biopsy specimens were obtained. The expression of EGFR was studied with immunohistochemistry using EGFR polyclonal antibody (Bioss, USA). Assessment of the staining was performed by pathologist consultant used histoscore. The Pearson’s correlation test was used to determine the correlation between expression of EGFR and primary tumor volume of nasopharyngeal carcinoma. Statistical significance was defined as p 100 ml is 1 sample weak positive expression and 1 sample strong positive expression. Statistical analysis using Pearson’s exact test was obtained p=0.047 with a correlation coefficient 0.461. EGFR expression from all of the patients there was 2 samples (10.53%) negatives, 7 samples (36.84%) weak positive, moderate positive was 7 samples (36.84%), and strong positive 3 samples (15.79%). Conclusion: There was an association between the expression of EGFR with the primary tumor volume of nasopharyngeal carcinoma

    KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN PURBALINGGA

    Get PDF
    Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga pada tahun 2016 memiliki 32 unit kerja beragam. Upaya untuk melihat kualitas penyelenggaraan pelayanan publik salah satunya melalui Survei Kepuasan Masyarakat (SKM). Adapun metode penelitian yang dipilih adalah survei dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama. Lokasi penelitian berada pada tujuh instansi yakni DPMPTSP, Dinas Arsip dan Perpustakaan, Dinas Tenaga Kerja, Kecamatan Mrebet, RSUD dr. Goeteng Taroenadibrata, UPTD Puskesmas Mrebet, dan UPTD Puskeswan. Populasi penelitian adalah mereka yang pernah mendapatkan pelayanan pada lokasi penelitian. Penentuan untuk jumlah sampel dilakukan menggunakan Tabel Morgan dan Krejcie dan diperoleh total sampel sebesar 2.279 responden. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu dua minggu. Mengacu Kepmen PAN No. 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, nilai IKM dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang unsur pelayanan yang disurvei. Dalam penelitian ini ada 9 unsur pelayanan yang dinilai meliputi beberapa unsur diantaranya persyaratan, sistem, mekanisme dan prosedur, waktu penyelesaian, biaya/tarif, produk spesifikasi jenis pelayanan, kompetensi pelaksana, perilaku pelaksana, penangan pengaduan, saran dan masukan, serta sarana dan prasarana. Ketujuh OPD yang disurvei ada enam OPD yang mendapatkan nilai SKM pada kategori baik dan ada satu OPD yang mendapatkan nilai SKM pada kategori kurang baik. Nilai SKM yang tinggi menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh OPD sudah melebihi harapan dari pengguna layanan. Nilai SKM tertinggi sebesar 80.62 dengan kategori kinerja layanan Baik (B) diperoleh Dinas Arsip dan Perpustakaan. Sedangkan nilai SKM terendah sebesar 75.64 dengan kategori layanan Kurang Baik (C) diperoleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Secara umum, hasil penelitian menunjukkan bahwa SKM pada OPD di Kabupaten Purbalingga masuk kategori Baik (B) yakni pada rentang 76.61 – 88.30. Hal ini berarti secara umum instansi tersebut telah mampu memberikan pelayanan dengan baik sesuai dengan harapan masyarakat. Perilaku pelaksana berpengaruh terhadap semua unsur

    DESENTRALISASI PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN WONOSOBO

    Get PDF
    Salah satu bentuk desentralisasi dalam pelayanan publik dapat dilihat dari pelaksanaan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN). Maksud penyelenggaraan PATEN telah tercantum dalam Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 Pasal 3 yang diantaranya mengamanatkan bahwa kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat dan menjadi simpul pelayanan bagi kantor/badan pelayanan terpadu di kabupaten/kota. Penyelenggaraan PATEN sekaligus menambah peran kecamatan, bukan hanya mengkoordinasikan pelaksanaan pemerintahan desa, melainkan juga unit pelayanan publik. Kecamatan sebagai penyelenggara PATEN dianggap belum maksimal menyelenggarakan pelayanan publik sebagaimana yang diharapkan pemerintah kabupaten karena berbagai keterbatasan sehingga kurang mampu memberikan pelayanan yang optimal, serta keterbatasan sarana dan prasarana sehingga tidak mampu menyediakan kenyamanan dalam proses pelayanan publik. Kondisi demikian membuat masyarakat mengharapkan pemerintah agar keberadaan kecamatan mampu memenuhi seluruh kebutuhan pelayanan dasar masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka kajian Blue Print Pengembangan Kecamatan dalam Desentralisasi Pelayanan Publik di Kabupaten Wonosobo penting untuk dilaksanakan
    corecore